BAB I
PENDAHULUAN
- Dasar Teori
Pada
umumnya Kristal suatu senyawa kimia bila diletakkan beberapa lama di udara akan
mengadsorbsi air pada permukaannya. Jumlah air yang diadsorbsi relatif kecil
dan bergantung pada kelembapan udara. Hal ini dapat dilihat dari permukaanya
yang basah.
Terdapat
pula Kristal yang mengandung sejumlah air yang terikat secara kimia dalam
Kristal tersebut. Kristal-kristal ini, biasanya merupakan garam ionic. Air yang
terdapat di dalamnya disebut air Kristal dan biasanya berikatan dengan
kationnya.
Air
Kristal yang terdapat pada senyawa, mempunyai jumlah tertentu dan relatif mudah
dihilangkan melalui pemanasan pada suhu diatas titik didih air . sebagai contoh
adalah hidrat tembaga (II) klorida yang dapat diubah menjadi tembaga (II)
klorida melalui pemanasan pada suhu 100oC.
Reaksi penghilangan air Kristal pada pemanas :
110oC
CuCl2.xH2O → CuCl2 + H2O
Reaksi
diatas dikenal dengan reaksi dehidrasi. Pada dehidrasi, terjadi perubahan
Kristal dan warnanya. Perubahan ini juga bergantung pada pemanasannya, apakah
sempurna atau tidak. Sebagai contoh Kristal CoCl2.6H2O
bewarna merah, jika dipanaskan sampai CoCl2.6H2O akan
bewarna violet, tetapi jika dipanaskan sempurna dia akan berubah menjadi biru.
Adanya
senyawa hidrat apabila diletakkan di udara terbuka akan melepaskan air. Banyak
air yang dilepaskan bergantung pada kelembapan udara., makin besar makin
sedikit air yang dilepaskan. Proses pelepasan air ini disebut efflorescence,
misalnya CoCl2.6H2O. tetapi ada juga senyawa yang bila
diletakkan di udara akan menyerap air dan mencair bila diletakkan lebih lama
lagi. Senyawa yang demikian disebut deliquescence, misalnya Kristal NaOH. Tidak
hanya air di udara, tetapi dapat juga menyerap air dari laruatan sedemikian
rupa sehingga larutan tersebut bebas air. Senyawa yang demikian disebut
desicant atau zat pengering. Jadi desicant menyerap air tidak hanya di udara
tetapi dilarutan juga.
Beberapa
senyawa juga menghasilkan air pada saat pemanasan, tetapi senyawa tersebut
bukan senyawa hidrat yang sebenarnya. Air yang dihasilkan tersebut merupakan
proses penguraian dan bukan merupakan proses penghilangan air melalui
dehidrasi. Senyawa-senyawa organic terutama bersifat tersebut diatas.
Penguraian
dengan menghasilkan air, bukan merupakan proses reversible. Penambahan air
kedalam senyawa yang terurai tersebut, tidak akan mengembalikan senyawa ke
bentuk asalnya. Senyawa yang merupakan senyawa hidrat yang sebenarnya, akan
mengalami dehidrasi secara reversible. Penambahan air kedalam CoCl anhidirida,
akan menghasilkan CoCl.2H2O. Bila cukup air yang ditambahkan, maka
akan diperoleh larutan yang mengandung hidrat ion Cu2+ .
Semua
hidrat ionic larut dalam air dan dapat diperoleh kembali melalui kristalisasi
dan larutannya. Jumlah air yang terikat bergantung kepada cara pembuatan hidrat
tersebut.
- Tujuan Percobaan
Mahasiswa
mampu menganalisis secara kualitaif dan kuantitatif suatu air Kristal
- Daftar Alat yang Digunakan
·
Tabung
reaksi
·
Bunsen
·
Kaca
arloji
·
Rak
tabung reaksi
·
Cawan
penguap
·
Krus
porselin + tutup
·
Desikator
·
Segitiga
dan kaki tiga
·
Penjepit
kayu
·
Spatula
- Bahan yang Digunakan
1. Identifikasi
Hidrat
·
K2Cr2O7
·
BaCl2
·
Boraks
2. Reversibillitas
Hidrat
·
CoCl2.x
H2O
3. Deliquescence
dan Efflorescence
·
Na2CO3.10
H2O
·
CuSO4.5
H2O
·
Kal(SO4)2.10
H2O
·
CaCl2
4. Jumlah Air
Kristal
·
CuCl2.x
H2O
- Keselamatan Kerja
Jangan
menyentuh Kristal langsung dengan tangan, gunakan spatula untuk menaganinya.
- Langkah Kerja
1. Identifikasi
Hidrat
a
Sejumlah
air Kristal 0.5 gr dipanaskan di dalam tabung reaksi
b
Jika
ada tetesan air di dinding tabung dicatat
c
Perubahan
yang terjadi (warna, sifat) dicatat
d
Dilarutkan
dalam air (amati warna), jika perlu dipanaskan
2. Reversibilitas
Hidrat
a
±
0,3 gr Kristal dipanaskan di dalam cawan penguapan sampai warnanya berubah
sempurna
b
Residu
dilarutkan dengan air di dalam cawan penguapan
c
Larutan
dipanaskan sampai mendidih dan kering
d
Perubahan
warna dicatat
e
Dibiarkan
dan dicatat perubahan warna
3. Deliquescence
dan Efflorescence
a
Tiap
Kristal berikut ditempatkan di kaca arloji yang terpisah
b
Senyawa-senyawa
tersebut diletakkan ke cawan penguapan
c
Perubahan
yang terjadi warna dan kelembapannya dicatat
d
Sample
diamati selama dilaboratorium
4. Jumlah Air
Kristal
a
Dibersihkan
porselin krusibel dan tutupnya dengan HNO3 6M
b
Dibilas
dengan aquadest
c
Dipanaskan
krusibel beserta tutupnya di atas segitiga dan sampai kemerahan selama 2 menit
d
Setelah
dingin ditimbang dengan ketelitian 0,001 gr
e
1
gr sampel yang tidak diketahui dimasukkan ke dalam krusibel
f
Krusibel
serta isinya ditimbang
g
Krusibel
diletakkan di segitiga dengan tutup yang jauh dari pusat, panaskan lagi
h
Ditunggu
selama 10 menit, pusatkan lagi tutupnya dan dinginkan
i
Ditimbang
lagi sampai diperoleh berat konstan
j
Residu
yang diperoleh diamati, ditambahkan air kedalm krusibel sampai 2/3 bagian
terisi air. Bila residu tidak larut, maka dipanaskan perlahan-lahan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
Senyawa
atau zat padat yang tidak mengandung air disebut anhidrat, misalnya CaO yang
merupakan anhidrat basa dari Ca(OH)2. Sedangkan senyawa
yangmengandung atau mengikat molekul air secara kimia sebagai bagian dari kisi kristalnya
disebut senyawa hidrat, misalnya BaC
.2
O.
Molekul air yang terikatdalam hidrat tersebut disebut dengan air hidrat.Senyawa
hidrat disebut juga senyawa kristal, karena mengandung molekulair yang mempunyai ikatan hidrogen.
Misalnya
pada hidrat tembaga (II) sulfat pentahidrat,
CuS
.5
O.
Antara molekul S
dengan
S
tersebut terjadi gaya tolak menolak, begitu juga antara molekul C
dengan C
. Jadi molekul
berfungsi
sebagai penstabil gaya tolak menolak antara molekul sejenis itu. Dengan adanya molekul air pada kisi kristal, maka akan
menyebabkan kristal itu stabil hingga dalam kisi yang terhidrat akan
membentuk ikatan hidrogen. Molekul air
terikat secara kimia dalam senyawa sehingga molekul air bagian dari kisi kristal. Senyawa yang demikian
disebut dengan hidrat.
Molekul air merupakan bagian dari senyawa
misalnya tembaga (II) sulfat pentahidrat yang ditulis sebagai CuS
.5
O.
Senyawa hidrat bisa mengikat satu sampai dua
puluh molekul air, makaakan membentuk kristal dekahedron yang berbentuk
bujur sangkar, dan senyawa ini disebut
klatrat, yaitu senyawa yang besar antara molekul
yang berikatan hidrogen mengurung molekul netral lainnya tanpa ikatan berbentuk
bujur sangkar.
Melalui proses pemanasan, senyawa
hidrat atau garam hidrat bisa terurai menjadisenyawa anhidrat atau garam
anhidrat dan uap air. Artinya, molekul air (air hidrat) terlepas dari ikatan dimana kehilangan air dari hidrat ini terjadi dalam
beberapa tahap membentuk suatu rangkaian juga dengan struktur kristal yang
teratur dan Air Hidrat mengandung air lebih sedikit. Air hidrat sering terlepas ikatannya karena
pemanasan. Jika CuS
.5
O
dipanaskan semua airnya hilang, kristal CuS
disebut
dengan tembaga (II) sulfat anhidrat.
Jika kristal
anhidrat tersebut dibiarkan di udara terbuka, ia akan menyerap air
dari udara secara terus menerus sampai pentahidrat terbentuk. Kehilangan air
dari hidrat terjadi beberapa tahap membentuk suatu rangkaian hidrat dengan struktur kristal
teratur yang mengandung air lebih sedikit. Untuk mengetahui bahwa semua air
sudah hilang adalah sebagai berikut:
·
Memberikan pemanasan pada senyawa hidrat hingga terjadi
perubahan wujud
yaitu menjadi bubuk.
·
Terjadi perubahan warna
·
Gelas tempat pemanasan akan kering dari molekul airnya Bila suatu zat terlarut yang berupa
fasa padat dilarutkan kemudian larutantersebut diuapkan maka pada hasil
penguapannya yaitu berupa fasa padat kembali.Zat
padat yang terbentuk tersebut mengandung air. Senyawa atau zat padat yangtidak
mengandung air disebut senyawa anhidrat, misalnya CaO yang merupakananhidrat
dari Ca(OH)2
Istilah-istilah
penting dalam mempelajari air hidrat ini adalah sebagai berikut:
·
Garam
Anhidrat adalah garam yang telah mengalami kehilangan molekulair, garam ini
terbentuk dari penguraian garam hidrat yang dipanaskan.
·
Garam Hidrat adalah garam yang mempunyai sejumlah tetap
molekul air dalam
setiap molekulnya.
·
Persen komposisi adalah perbandingan massa air kristal
terhadap massagaram
hidrat atau perbandingan massa air yang dibebaskan senyawa dalam persen.
·
Air
kristal adalah jumlah molekul air yang terdapat dalam garam hidrat.Klatrat
merupakan molekul-molekul asing yang terperangkap dalam suatustruktur induk yang besar tanpa ada reaksi kimia.
Struktur induk ini bisa berupaatau
berasal dari molekul H2O atau molekul
lainnya seperti agregat aquinon(fenol). Hidrat dari gas mulia dalam
molekul air dapat menjadi klatrat.
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
Data
Pengamatan
1. Identifikasi
Hidrat
Zat
|
Apakah
terdapat H2O pada dinding?
|
Warna
residu
|
Apakah
larut dalam air?
|
Apakah
mempunyai air Kristal?
|
K2Cr2O7
|
Tidak
|
Tidak
|
Larut
|
Tidak
ada
|
BaCl2
|
Ya
|
Tidak
|
Larut
|
Ada
|
Boraks
|
Ya
|
Tidak
|
Tidak
larut
|
Ada
|
2. Reversibilitas Hidrasi
Zat
|
Perubahan Yang Terjadi
|
|||||
Warna Awal
|
Dipanaskan
|
Dilarutkan
|
Diapanaskan
|
Waktu Kering
|
1 jam di Dinginkan
|
|
|
Ungu
|
Biru
|
Ungu
|
Biru
|
Biru
|
Ungu
|
3. Deliquescence
dan Efflorescence
Zat /
senyawa
|
Berat
Arloji
|
Arloji +
zat
|
Na2Co3.10
H2O
|
10,8 gr
|
11,81 gr
|
CuSO4.5
H2O
|
9,48 gr
|
16,51 gr
|
Kal(SO4)2.10
H2O
|
22,03 gr
|
42,22 gr
|
CaCl2
|
28,62 gr
|
32,62 gr
|
Setelah
pengamatan di dapat data :
Zat
|
Pengamatan
|
Kesimpulan
|
Na2Co3.10
H2O
|
Larutan melepaskan air, hal ini
dibuktikan dengan adanya
|
Efflorescence
|
CuSO4.5
H2O
|
Larutan melepaskan air, hal ini
dibuktikan dengan pengurangan berat yang terjadi.setelah pengamatan
|
Efflorescence
|
Kal(SO4)2.10
H2O
|
Larutan melepaskan air, hal ini
dibuktikan dengan pengurangan berat yang terjadi.setelah pengamatan
|
Efflorescence
|
CaCl2
|
Larutan menyerap air dan mencair
saat lebih lama diletakkan di udara terbuka, zar tersebut bersifat
hidroskopis
|
Deliquescence
|
4. Jumlah Air
Kristal
·
Massa
krusibel +
tutup
= 31,7 gr
·
Massa
krusibel + tutup + hidrat = 32,7 gr
·
Massa
krusibel + tutup + residu = 32,18 gr
·
Massa
hidrat padat = 1 gr
·
Massa
residu
= 0,48 gr
·
Massa
H2O yang hilang
= 0,52 gr
·
%
H2O dalam
residu
= 52 %
·
Jumlah
air
Kristal
= 7,79
·
Rumus
molekul dari hidrat = CoCl2.6 H2O
·
Apakah
residu larut dalam air =
larut
KAl(SO4)2.
12 H2O yang menyebabkan berat setelah pengamatan berubah massa H2O
yang hilang
= 1 gr – 0,54 gr
= 0,46 gr
H2O dalam residu = Massa
H2O yang hilang x 100%
Massa hidrat padat
=
0,52 gr x 100%
1 gr
=
52 %
Jumlah air Kristal : CoCl2.x
H2O → CoCl2+x H2O
Mol CoCl2
= mol CoCl2
gram CoCl2.x H2O
= gram CoCl2
Mr CoCl2.x H2O
Mr CoCl2
1
gr
=
0,48 gr
129,83 + 18,06 x gr/mol
129,83 gr/mol
62,3184 gr/mol + 8,6688 X gr/mol =
129,83 gr/mol
8,6688 X gr/mol = 129,83 gr/mol -
62,3184 gr/mol
X
= 67,5116 gr/mol
8,6688 gr/mol
= 7,788
% kesalahan
= praktek – teori x100
praktek
= 7,788 – 6 x 100
7,788
= 23 %
B.
Pembahasan
1.
Identifikasi Hidrat
Boraks
pada saat dipanaskan dan kemudian didinginkan terdapat
pada dinding
tabung, tidak mengalami perubahan warna serta larut dalam air sehingga
dikatakan mengandung air Kristal.
2.
Reversibilitas Hidrat
Warna awal
.X
adalah ungu setelah dipanaskan dicawan
penguapan warnanya berubah menjadi biru. Setelah dilarutkan dengan air,
warnanya kembali menjadi ungu. Saat dipanaskan sampai mendidih berubah menjadi
biru lama-kelamaan menjadi ungu setelah kering berubah kembali menjadi biru dan
setelah satu jam kemudian berair dan berubah menjadi ungu. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa
.
adalah zat yang reversible (dapat kembali).
3. Deliquescence dan Eflorescence
Na2Co3.10 H2O
pada saat pengamatan melepaskan air, hal ini dibuktikan dengan adanya
pada
.
10 H2O walaupun hanya sedikit sehingga dikatakan
efflorescence(melepaskan air).
CuSO4.5 H2O
pada saat pengamatan melepaskan air, hal ini dibuktikan dengan adanya
dilarutkan CuSO4.5 H2O
dengan adanya pengurangan berat sehingga dikatakan efflorescence (melepaskan
air).
Kal(SO4)2.10 H2O
pada saat pengamatan melepaskan air, hal ini dibuktikan dengan pengurangan
berat yang terjadi setelah pengamatan efflorescence (melepaskan air).
CaCl2 Larutan menyerap
air dan mencair saat lebih lama diletakkan di udara terbuka, zat tersebut
bersifat hidroskopis sehingga dikatakan Deliquescence (menyerap air).
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
·
Deliquescence
adalah senyawa yang bila diletakkan di udara akan menyerap air dan mencair bila
diletakkan lebih lama lagi.
Contoh
: CaCl2
·
Efflorescence
adalah larutan atau senyawa yang melepaskan air, dengan ditandai dengan
pengurangan berat.
Contoh
: Na2Co3.10 H2O, CuSO4.5 H2O,
Kal(SO4)2.10 H2O
·
BaCl2
dan boraks mempunyai air Kristal itu dapat dibuktikan dari hasil pengamatan.
Saat dipanaskan BaCl2 langsung menggumpal, dan terdapat tetesan air
di dinding tabung. dan Boraks saat dipanaskan lama kelamaan zat menggumpal dan terdapat
tetesan air di dinding tabung.
·
Larutan
Reversibel adalah larutan yang dapat berubah kembali dari produk menjadi
reaktan. contoh : CoCl2.x H2O
·
%
H2O dalam residu dapat dicari dengan menggunakan rumus :
H2O
dalam
residu
= Massa H2O yang hilang x 100%
Massa
hidrat padat
·
Perhitungan
dari hasil praktek
o
Massa
H2O yang
hilang
= 0,52 gr
o
%
H2O dalam
residu = 52 %
o
Jumlah
air Kristal = 7,79
o
Rumus
molekul dari hidrat
= CoCl2.6 H2O
o
Presentase
kesalahan = 23%
B.
Saran
Diharapkan kepada para praktikan
agar menggunakan sarung tangan dan masker karena bahannya dalam bentuk
padat(serbuk) agar tidak terhirup.
Daftar Pustaka
www.wikipedia.com/air
kristal diakses 20 Desember 2012
www.scribd.com/air
hidrat diakses 20 Desember 2012
www.scribd.com/penelitian-air-kristal
diakses 20 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar